Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat bertolak ke Dalat (Vietnam Selatan) untuk memenuhi panggilan Marsekal Muda Terauchi. Ia adalah panglima tentara umum selatan yang membawahi seluruh tentara Jepang di Asia Tenggara. Marsekal Muda Terauchi menyampaikan kepada ketiga pemimpin nasional Indonesia tersebut bahwa kemaharajaan telah memutuskan untuk memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Wilayah Indonesia meliputi seluruh bekas wilayah Hindi Belanda.
Hal ini sebenarnya merupakan taktik Jepang untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari pembicaraan ketiga tokoh nasional Indonesia dengan Marsekal Terauchi, dibentuklah panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zunbi Iinkai.
Tersiarnya Berita Kekalahan Jepang dari Sekutu
sekembalinya dari Dalat pada tanggal 15 Agustus 1945, ketiga tokoh nasional itu tidak mengetahui Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Menyerahnya Jepang kepada sekutu diawali dengan pengeboman kota Hirosima dan Nagasaki pada awal tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Reaksi Para Pemuda Atas Kekalahan Jepang
Berita kekalahan Jepang dalam perang Asia Timur Raya kepada Sekutu, terdengar oleh rakyat Indonesia, khususnya para pemuda, melalui radio yang tidak disegel oleh pemerintah Jepang. Sultan Syahrir termasuk tokoh yang pertama yang mendengarkan berita kekalahan Jepang. Ia bersama dengan para pemuda mendesak agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
karena belum tercapai titik temu untuk perlaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 15 Agustus 1945 malam, para pemuda menyelengarakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di jalan Pegangsaan Timur Jakarta (sekarang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia). rapat tersebut dipimpin oleh Chairul Saleh, menghasilkan keputusan agar Soekarno dan Hatta melepaskan diri dari ikatan Jepang dan mengadakan musyawarah dengan golongan pemuda. kemudian Wikana dan Darwis diutus menghadap Soekarno dan Hatta untuk membicarakan hasil rapat tersebut, tetapi keinginan golongan pemuda itu ditolak.
Tag :
Sejarah
0 Komentar untuk "Sejarah Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)"